Dear All, artikel ini saya dapatkan dari Yahoo Health Groups dengan kata pencarian: Sodium Polyacrylate
Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan.Dalam melakukan studinya mereka juga meneliti pria Eropa yang lahir pada tahun 1975 (tidak lama setelah disposable diaper menjadi begitu populer dan digandrungi) . Para peneliti itu terkejut dengan penemuannya, Ternyata jumlah sperma pria Eropa mengalami penurunan hingga 25% dalam 25 tahun
terakhir. Sekitar 27000 pria Inggris yang sudah menikah menjalani perawatan ketidaksuburan setiap tahunnya, dan angka kejadiannya meningkat hingga 55% pada tahun 1995. Tim Hedgley, ketua National Fertility Assosiation mengatakan, “penelitian ini begitu mengejutkan dan penting untuk diketahui.”Sementara itu,
Dr. Simon Fishel, direktur Centre of Assisted Reproduction (Nottingham, Inggris) mengatakan, “teori tersebut sangat masuk akal dan saya tidak terkejut dengan hasilnya. Bagaimana pun disposable diaper dapat meningkatkan temperatur skortum bayi laki-laki dan tentu saja hal itu merupakan masalah besar karena kinerja skortum akan terganggu.” Sayangnya produksi besar-besaran disposable diaper tidak disertai penelitian terlebih dahulu terhadap efek sampingnya. Sehingga ada kemungkinan angka kejadian akan terus meningkat seiring dengan kurangnya pemahaman masyarakat tentang efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh pemakaian disposable diaper.
Jadi sekarang saatnya mempertimbangkan lagi penggunaan disposable diaper supaya bayi aman dari efek
jangka panjang yang ditimbulkan oleh disposable diaper._
* Sebagaimana disadur dari artikel Yahoo Health Group.
_________________________________________________________________
Info tentang kami dapat juga di lihat di facebook: Pempers Cuci Ulang My Baby Love
dengan judul postingan:
BAYI PAKE PAMPERS BAHAYA GA YA?
Re: [asiforbaby] bayi pakai pampers, bahaya ga ya?
Dear moms,
Maaf nih repost sdikit ttg bahaya disposable diapers (pampers), silakan jg
browsing lg ttg penggunaan disposable diapers ini.
Semoga membantu ya.
POPOK BAYI MODERN PUN BISA SEBABKAN MANDUL
Diarsipkan di bawah: Kesehatan — Diena @ 1:35 pm
Maaf nih repost sdikit ttg bahaya disposable diapers (pampers), silakan jg
browsing lg ttg penggunaan disposable diapers ini.
Semoga membantu ya.
POPOK BAYI MODERN PUN BISA SEBABKAN MANDUL
Diarsipkan di bawah: Kesehatan — Diena @ 1:35 pm
Setelah
disposable diaper dibuat pertama kali oleh Victor Miller di tahun 1950,
nama Pampers langsung melejit dan menjadi populer di seluruh dunia.
Orangtua merasa senang dengan inovasi popok modern ini.
Bagi mereka, disposable diaper adalah solusi yang tepat untuk masalah pipis dan berak para bayi. Selain bayi
bisa tidur tenang karena “tidak terganggu” basah, orangtua pun senang karena tidak perlu mendengar tangis bayi karena ngompol.
bisa tidur tenang karena “tidak terganggu” basah, orangtua pun senang karena tidak perlu mendengar tangis bayi karena ngompol.
Tapi beberapa waktu lalu, sebuah penelitian memaparkan kalau disposable diaper sangat tidak aman bagi
bayi. Selain masalah ruam popok, disposable diaper disebut-sebut sebagai salah satu pemicu munculnya kanker dan kemandulan
bayi. Selain masalah ruam popok, disposable diaper disebut-sebut sebagai salah satu pemicu munculnya kanker dan kemandulan
Seorang
ibu rumah tangga bercerita kalau bayinya yang berumur satu bulan
mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper. Ia mencoba
beberapa diaper dari yang murah hingga yang mahal (produk impor) tapi
hasilnya tetap sama, daerah di sekitar pantat bayi menjadi kemerahan dan
nampak lecet. Ia berpikir kalau disposable diaper akan membuat bayinya
tetap kering seperti yang diiklankan di televisi, dan terhindar dari
ruam popok. Tapi nyatanya?. Bayi mungilnya tak urung sembuh. Pada
akhirnya, ia memutuskan untuk kembali ke popok kain.
Memang
pada awalnya, ia rela membayar mahal demi kenyamanan bayinya dengan
popok modern. Namun setelah berpikir untung ruginya, ia menyadari kalau
popok kain adalah pilihan terbaik untuk putranya.
Lain halnya dengan ibu tadi yang hanya dipusingkan dengan masalah ruam popok, Consumer Protection Agency melaporkan masalah sehubungan dengan pemakaian disposable diaper, mulai dari pembakaran bahan kimia, pemakaian bahan kimiaberbahaya dan bau insektisida sampai kelakuan bayi yang sering menarik dan meletakkan disposable diaper ke hidungnya atau mulutnya ( waspadai hal ini para bunda-red) .Menurut laporan Journal of Pediatrics terdapat 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper.
Lain halnya dengan ibu tadi yang hanya dipusingkan dengan masalah ruam popok, Consumer Protection Agency melaporkan masalah sehubungan dengan pemakaian disposable diaper, mulai dari pembakaran bahan kimia, pemakaian bahan kimiaberbahaya dan bau insektisida sampai kelakuan bayi yang sering menarik dan meletakkan disposable diaper ke hidungnya atau mulutnya ( waspadai hal ini para bunda-red) .Menurut laporan Journal of Pediatrics terdapat 54% bayi berumur 1 bulan yang mengalami ruam popok setelah memakai disposable diaper.
Dalam
artikel yang berjudul Disposable Diapers : Potential Health Hazards,
Cathy Allison menyatakan kalau Procter & Gamble (produsen Pampers
dan Huggies) melalui penelitiannya memperoleh data mencengangkan. Angka
ruam popok pada bayi yang menggunakan disposable diaper meningkat dari
7,1% hingga 61%. Sementara itu Mark Fearer dalam artikelnya yang
berjudul Diaper Debate-Not Over Yet menyatakan beberapa hasil studi
medis menunjukkan angka peningkatan ruam popok dari 7% pada tahun 1955
sampai 78% pada tahun 1991.Penyebaran ruam popok merupakan fenomena yang
terjadi di permukaan disposable diaper. Hal itu disebabkan oleh alergi
terhadap bahan kimia, kurangnya udara, temperatur tinggi karena dilapisi
plastik yang sifatnya mempertahankan kalor (panas) di area popok, dan
bayi jarang ganti karena mereka merasa kering meskipun pantat dalam
keadaan lembab (basah).
Sebenarnya
masalah ruam popok bisa diatasi dengan mengganti diaper sesering
mungkin. Procter & Gamble melaporkan kalau rata-rata konsumen produk
mereka mengganti diaper 5 kali sehari. Tapi beberapa peneliti dan ahli
medis menyarankan agar mengganti diaper setiap 2 jam sekali. Jika
masalahnya hanya ruam popok mungkin masih bisa dianggap enteng, orangtua
hanya perlu membayar lebih mahal (dengan sering mengganti diaper)
supaya bayinya bebas ruam popok. Tapi bagaimana dengan isu kanker dan kemandulan yang dikait-kaitkan dengan disposable diaper?
Pemicu
Kanker dan KemandulanPada tahun 2000 beberapa peneliti dari Universitas
Kiel, Jerman melakukan sebuah riset mengenai Archives of Desease in
Childhood yang dimuat dalam British Medical Journal. Penelitian yang
melibatkan 48 bayi laki-laki itu dilakukan selama setahun untuk
mengetahui efek yang ditimbulkan oleh disposable diaper. Para peneliti
yang melakukan studi tersebut melaporkan bahwa bayi laki-laki yang
menggunakan disposable diaper temperatur skortumnya (kantung kemaluan)
mengalami kenaikan beberapa derajat dibanding yang tidak memakai..
Bagi
seorang bayi laki-laki yang skortumnya sedang berkembang, hal tersebut
merupakan perkara yang serius. Karena untuk memproduksi sperma dalam
jumlah yang banyak, skortum harus bisa menjaga temperatur testis supaya
suhunya lebih rendah dari suhu badan. Oleh sebab itu kenaikan satu
derajat pun akan merusak kinerja skortum sebagai “mesin pendingin”
testis.. Tentu saja fenomena ini akan membuat produksi sperma terganggu,
yang berartikesuburan pria akan menurun. Peneliti yang melakukan studi
tersebut menyatakan, “peningkatan temperatur skortum yang disebabkan
oleh pemakaian disposable diaper akan mempengaruhi kualitas sperma bayi
laki-laki dan meningkatkan angka terjadinya kanker testis di usia dewasa.”
Mereka juga mengatakan kalau fisiologi mekanisme pendingin testis mengalami kerusakan secara signifikan.Dalam melakukan studinya mereka juga meneliti pria Eropa yang lahir pada tahun 1975 (tidak lama setelah disposable diaper menjadi begitu populer dan digandrungi) . Para peneliti itu terkejut dengan penemuannya, Ternyata jumlah sperma pria Eropa mengalami penurunan hingga 25% dalam 25 tahun
terakhir. Sekitar 27000 pria Inggris yang sudah menikah menjalani perawatan ketidaksuburan setiap tahunnya, dan angka kejadiannya meningkat hingga 55% pada tahun 1995. Tim Hedgley, ketua National Fertility Assosiation mengatakan, “penelitian ini begitu mengejutkan dan penting untuk diketahui.”Sementara itu,
Dr. Simon Fishel, direktur Centre of Assisted Reproduction (Nottingham, Inggris) mengatakan, “teori tersebut sangat masuk akal dan saya tidak terkejut dengan hasilnya. Bagaimana pun disposable diaper dapat meningkatkan temperatur skortum bayi laki-laki dan tentu saja hal itu merupakan masalah besar karena kinerja skortum akan terganggu.” Sayangnya produksi besar-besaran disposable diaper tidak disertai penelitian terlebih dahulu terhadap efek sampingnya. Sehingga ada kemungkinan angka kejadian akan terus meningkat seiring dengan kurangnya pemahaman masyarakat tentang efek jangka panjang yang ditimbulkan oleh pemakaian disposable diaper.
Bahan
Kimia Berbahaya dalam Disposable Diaper: Isu kenyamanan yang
digencarkan oleh produsen diaper selalu berkisar pada masalah daya serap
tinggi yang membuat kulit bayi tetap kering. Yah, tentu saja, Sodium Polyacrylate memang
bisa bekerja sebagai super absorbent yang hebat, bahan yang berbentuk
serbuk sebelum dicampurkan pada lapisan dalam disposable diaper memiliki
daya serap lebih dari 100 kali dari beratnya di dalam air. Bahan kimia
inilah yang mengubah cairan menjadi gel yang akan menempel di kulit bayi
dan menimbulkan reaksi alergi. Disamping itu, bahan ini juga dicurigai
sebagai biang keladi iritasi kulit dan demam. Ketika disuntikkan pada
tikus percobaan menimbulkan hemorhage, kegagalan kardivaskuler, bahkan kematian.
Anak-anak bisa terbunuh jika menelan 5 gram Sodium Polycrylate (!!! awasi anak anda agar tidak meng-gigiti diapernya Bunda-red) . Selain itu, bahan ini juga merusak daya tahan tubuh dan menurunkan berat badan para pekerja pabrik yang memproduksinya.
Bahan kimia lain yang terkenal tingkat bahayanya adalah dioxin. Dioxin dihasilkan
dari proses produksi pemutih kertas. Sementara itu proses produksi
disposable diaper menggunakan dioxin dalam bentuk gas klorin. Dalam
artikel yang berjudul “Whitewash; Exposing the health and environmental
dangers of woman’s sanitary product and dsposable diaper - what you can
do about it”, Liz Amstrong dan Adrienne Scott menyatakan kebanyakan
industri kertas melakukan proses pemutihan dengan menggunakan pulp
whiter daripada klorin. Penyebabnya tak lain adalah bahan kimia yang
termasuk dalam organoklorin (termasuk di dalamnya dioxin) ini sangat beracun dan bersifat persisten (menetap dalam tubuh).
Tributyl Tin (TBT) juga
termasuk bahan yang digunakan dalam produksi disposable diaper. Bahan
kimia ini selain menyebabkan pencemaran lingkungan juga sangat beracun.
Penyebarannya bisa melalui kulit, jadi bisa dibayangkan tingkat
bahayanya kalau kulit bayi yang sensitif memakai diaper yang mengandung
TBT. Karena saking
beracunnya bahan kimia ini dalam konsentrasi yang sangat kecil pun bisa
mengakibatkan gangguan hormon disamping mengganggu sistem kekebalan
tubuh.
Tak
tanggung-tanggung, orangtua yang memiliki bayi laki-laki perlu waspada
karena bahan ini bisa menyebabkan kemandulan (pada bayi laki-laki).
Ginny Caldwell dalam artikelnya yang berjudul Diapers. Disposable or
Cotton?, menyatakan bahwa kerusakan dalam sistem saraf pusat, ginjal dan lever bisa disebabkan oleh bahan-bahan kimia berbahaya yang ditemukan dalam disposable diaper.
Pada tahun 1999 The Archive of Environtmental Health melaporkan sebuah studi yang dilakukan
oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terekspos diaper tersebut menderita bronchoconstriction yang menyerupai serangan asma Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi dari disposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma.
oleh Anderson Laboratories. Dalam studi tersebut mereka membuka kemasan diaper lalu meletakkannya di dekat tikus-tikus percobaan. Tikus-tikus yang terekspos diaper tersebut menderita bronchoconstriction yang menyerupai serangan asma Tak hanya itu, tikus-tikus tersebut juga mengalami iritasi mata, kulit dan tenggorokan. Di dalam sebuah ruangan yang luas sekalipun emisi dari disposable diaper cukup mampu membuat tikus-tikus ini terserang asma.
Bahan kimia yang ditemukan dalam disposable diaper yang mampu menyebabkan iritasi tenggorokan
antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.Tentu saja berbeda dengan popok kain yang terkenal aman karena tidak mengandung bahan kimia. Tikus-tikus percobaan tidak mengalami gangguan pernafasan seperti tikus-tikus yang terkena emisi diaposable diaper.
antara lain tolune, xylene, ethylbenzene, styrene, dan isopropylbenzene.Tentu saja berbeda dengan popok kain yang terkenal aman karena tidak mengandung bahan kimia. Tikus-tikus percobaan tidak mengalami gangguan pernafasan seperti tikus-tikus yang terkena emisi diaposable diaper.
jangka panjang yang ditimbulkan oleh disposable diaper._
* Sebagaimana disadur dari artikel Yahoo Health Group.
_________________________________________________________________
Info tentang kami dapat juga di lihat di facebook: Pempers Cuci Ulang My Baby Love